
![]() |
dr Ita |
“Siapa yang tahu bagaimana cara menghubungi dr Lie Dharmawan?”. Aku menulis di sebuah status sesudah mendengar kapal apung dr Lie karam. Aku ingin ikut membantu dokter yang budiman itu. Entah bagaimana caranya, aku hanya ingin ikut serta.
Tidak menunggu lama, DM di medsosku menyala. “Halo, Denny. Saya Ita, asisten dr Lie. Ada yang bisa kubantu?” Ah, senangnya. Lalu kami bertukar nomer wa. Dan kami mengatur cara bagaimana supaya donasi untuk kapal apung dr Lie mengalir.
Kami sama-sama tidak menyangka, donasi itu bisa tembus hampir 40 miliar dalam waktu kurang dari sebulan. Kami sama-sama bersyukur, dokter Lie bisa melanjutkan mimpi kemanusiaannya kembali.
“Aku pengen bikin film dokter Lie..” kataku ke kak Ita Sugito. Dia teriak senang. Itu mimpi lamanya, katanya. Kak Ita adalah seorang pekerja kemanusiaan. Dia tentu ingin misi dan mimpi mereka bisa diketahui banyak orang.
Lama kami tidak bersapa pasca donasi itu. Dan ketika aku sudah siap untuk membuat mimpinya menjadi nyata, ku wa dia. Dia tidak menjawab. Kutunggu beberapa hari, dia tetap tidak menjawab.
“Apakah dia marah? Apa aku menyinggungnya?” Aku jadi gelisah. Aku tidak bisa hubungi dokter Lie, karena selama ini aku bicara dengan beliau lewat kak Ita.
Dan siang ini, aku baru tahu, kak Ita kemarin meninggal sesudah beberapa hari berjuang melawan Covid. Sedihnya diriku. Aku kehilangan orang baik itu..
Kami bahkan belum pernah bertemu muka. Padahal kami janji, sesudah PPKM selesai, kita akan ngopi bersama..
Selamat jalan, kak Ita. Upahmu besar di surga. Selamat jalan, orang baik. Namamu akan selalu dikenang.
Leave a Reply