
![]() |
Pangkostrad |
Saya juga gak paham, kenapa statemen Pangkostrad Letjen Dudung Abdurahman, dipermasalahkan. Sungguh.
Buat saya, apa yang dikatakan Pangkostrad bahwa, “Semua agama itu benar di mata Tuhan..” sama sekali ga ada yang salah.
Itu diucapkan beliau di depan prajuritnya yang jelas terdiri dari berbagai agama, bukan Islam saja. Letjen Dudung jelas beragama Islam, tapi prajuritnya ada yang tidak. Jadi wajar saja kalau beliau bilang begitu. Beda, kalau Pangkostrad itu adalah ulama di sebuah ormas agama, yang bicara di depan para jamaah yang semua beragama sama.
Jadi apa sih yang harus diributkan? Itu menunjukkan Pangkostrad adalah seorang yang inklusif atau mengajarkan prajuritnya menghargai perbedaan. Dan itu harus dilakukan oleh seorang pimpinan. Saya malah ngeri kalau level jabatan seorang pimpinan seperti Pangkostrad tiba-tiba bicara ekslusif semisal, “Cuman Islam agama yang benar..” Wah, kacau itu. Bisa berontak prajuritnya dan kita juga pasti takut karena menduga toleransi agama di kalangan tentara kita rusak.
Tapi wajar kalau beliau diserang. Dalam sejarahnya, Letjen Dudung Abdurahman adalah mantan Pangdam Jaya, yang kemaren ada di garis depan dalam melawan FPI, membongkar baliho-baliho Rizieq Shihab, yang pada waktu itu tidak ada seorangpun berani membongkarnya. Karena keberanian beliaulah, maka masyarakat berani melawan kelompok garis keras itu.
Dan kebencian mereka terhadap Letjen Dudung pasti tidak akan pudar. Mereka takut jika beliau kelak jadi Panglima TNI, maka gerakan kelompok radikal akan semakin sulit.
Apalagi menghadapi situasi mendekati sidang KM 50 dan sidang Munarman ini. Ada informasi, FPI yang berubah menjadi Front Persaudaraan Islam sedang siap-siap menyerbu ibukota untuk membuat kerusuhan di luar sidang. Jelas adanya Pangkostrad yang kemarin menghajar mereka, akan membuat mereka tidak bisa bergerak. Karena itu, mereka ramai-ramai membully Pangkostrad supaya beliau dipecat dari kesatuan. Dan lebih parah lagi, mereka akan menggoreng isu itu seperti isu Ahok dulu, dalam konteks penistaan agama.
Saya harus memberi pesan ini kepada semua. Kita jangan diam saja ketika pimpinan TNI kita diserang oleh sekelompok orang, ketika dia berbicara yang benar. Kita harus menjaga alat negara kita ketika ia mengajarkan untuk menghargai perbedaan. Ini bukan negara agama, ini negara dari banyak agama.
Teruskan, Jenderal. Saya akan mendukungmu karena kita berada dibarisan yang sama, yaitu barisan nasional. Bukan barisan hijau, merah atau bahkan hitam. Jadilah motor kami semua untuk menghajar orang-orang yang ingin merusak keberagaman kita.
Untuk Letjen Dudung Abdurahman, Pangkostrad, saya harus angkat secangkir kopi malam ini. Untuk negeri kita. Untuk Indonesia..
Seruput!!
Leave a Reply